PETUNJUK PENGERJAAN TES BAKAT SKOLASTIK (TBS) LPDP

  1. Tes Bakat Skolastik (TBS) LPDP terdiri dari tiga subtes yang mengukur kemampuan verbal, numerik, dan pemecahan masalah. Waktu yang disediakan untuk setiap subtes berbeda.
  2. Setiap jawaban benar bernilai 5
  3. Setelah melanjutkan subtest anda tidak akan bisa kembali ke subtest sbelumnya.
  4. Jawaban akan otomatis tersubmit bila waktu telah habis
  5. Periksa kembali jawaban anda sebelum melanjutkan ke subtest selanjutnya /submit jawaban
BAGIAN 1: SUBTES VERBAL

Waktu Pengerjaan: 30 menit
Jumlah Soal: 25 Butir soal

Tipe soal : Analogi, logika, analisis.

BAGIAN 2: SUBTES NUMERIK

Waktu pengerjaan : 40 menit
Jumlah Soal: 25 butir soal

Tipe soal: Deret, aljabar & aritmetika, kecukupan data

BAGIAN 3: SUBTES PEMECAHAN MASALAH

Waktu pengerjaan : 20 menit
Jumlah Soal: 12 butir soal

1. 

Tren positif ekspor yang ditopang kenaikan harga komoditas ekspor tetap perlu dijaga untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kendati tidak bisa terus-menerus diandalkan, momen terangkatnya harga sejumlah komoditas ini dapat mengatrol perekonomian daerah-daerah penghasil komoditas tersebut. Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 tumbuh minus 0,74 persen secara tahunan dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 3.969,1 triliun. Ekspor dan konsumsi pemerintah tumbuh positif, masing-masing 6,74 persen dan 2,96 persen. Adapun konsumsi rumah tangga masih terkontraksi atau tumbuh minus 2,23 persen.VP Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani, Kamis (6/5/2021), mengatakan, ekspor, terutama nonmigas, tumbuh positif seiring meningkatnya permintaan sejumlah negara dan harga sejumlah komoditas, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batubara, dan nikel. Tren ini perlu dipertahankan untuk menopang perekonomian dan daya beli masyarakat di daerah-daerah penghasil komoditas tersebut.CPO dan batubara, misalnya, akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Kalimantan. Sementara nikel berkontribusi terhadap perekonomian di Sulawesi, Maluku, dan Papua. ”Peningkatan daya beli masyarakat di daerah-daerah tersebut akan turut mengerek konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta. Berdasarkan data BPS, pada 2020 produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Sumatera dan Kalimantan masing-masing tumbuh minus 1,19 persen dan minus 22,27 persen secara tahunan. Pada triwulan I-2021, pertumbuhan PDRB kedua pulau tersebut sedikit membaik, masing-masing minus 0,86 persen dan minus 2,23 persen. Demikian juga Sulawesi serta Maluku dan Papua. Tahun lalu, PDRB Sulawesi serta Maluku dan Papua masing-masing tumbuh 0,23 persen dan 1,44 persen secara tahunan. Kemudian pada triwulan I-2021, pertumbuhannya membaik menjadi 1,2 persen untuk Sulawesi dan 8,97 persen untuk Maluku dan Papua.

Kesimpulan yang tepat dari cerita diatas adalah ….

2. 

Tren positif ekspor yang ditopang kenaikan harga komoditas ekspor tetap perlu dijaga untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kendati tidak bisa terus-menerus diandalkan, momen terangkatnya harga sejumlah komoditas ini dapat mengatrol perekonomian daerah-daerah penghasil komoditas tersebut. Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 tumbuh minus 0,74 persen secara tahunan dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 3.969,1 triliun. Ekspor dan konsumsi pemerintah tumbuh positif, masing-masing 6,74 persen dan 2,96 persen. Adapun konsumsi rumah tangga masih terkontraksi atau tumbuh minus 2,23 persen.VP Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani, Kamis (6/5/2021), mengatakan, ekspor, terutama nonmigas, tumbuh positif seiring meningkatnya permintaan sejumlah negara dan harga sejumlah komoditas, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batubara, dan nikel. Tren ini perlu dipertahankan untuk menopang perekonomian dan daya beli masyarakat di daerah-daerah penghasil komoditas tersebut.CPO dan batubara, misalnya, akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Kalimantan. Sementara nikel berkontribusi terhadap perekonomian di Sulawesi, Maluku, dan Papua. ”Peningkatan daya beli masyarakat di daerah-daerah tersebut akan turut mengerek konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta. Berdasarkan data BPS, pada 2020 produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Sumatera dan Kalimantan masing-masing tumbuh minus 1,19 persen dan minus 22,27 persen secara tahunan. Pada triwulan I-2021, pertumbuhan PDRB kedua pulau tersebut sedikit membaik, masing-masing minus 0,86 persen dan minus 2,23 persen. Demikian juga Sulawesi serta Maluku dan Papua. Tahun lalu, PDRB Sulawesi serta Maluku dan Papua masing-masing tumbuh 0,23 persen dan 1,44 persen secara tahunan. Kemudian pada triwulan I-2021, pertumbuhannya membaik menjadi 1,2 persen untuk Sulawesi dan 8,97 persen untuk Maluku dan Papua.

Pernyataan yang salah dari data diatas adalah ….

3. 

Tren positif ekspor yang ditopang kenaikan harga komoditas ekspor tetap perlu dijaga untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kendati tidak bisa terus-menerus diandalkan, momen terangkatnya harga sejumlah komoditas ini dapat mengatrol perekonomian daerah-daerah penghasil komoditas tersebut. Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 tumbuh minus 0,74 persen secara tahunan dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 3.969,1 triliun. Ekspor dan konsumsi pemerintah tumbuh positif, masing-masing 6,74 persen dan 2,96 persen. Adapun konsumsi rumah tangga masih terkontraksi atau tumbuh minus 2,23 persen.VP Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani, Kamis (6/5/2021), mengatakan, ekspor, terutama nonmigas, tumbuh positif seiring meningkatnya permintaan sejumlah negara dan harga sejumlah komoditas, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batubara, dan nikel. Tren ini perlu dipertahankan untuk menopang perekonomian dan daya beli masyarakat di daerah-daerah penghasil komoditas tersebut.CPO dan batubara, misalnya, akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Kalimantan. Sementara nikel berkontribusi terhadap perekonomian di Sulawesi, Maluku, dan Papua. ”Peningkatan daya beli masyarakat di daerah-daerah tersebut akan turut mengerek konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta. Berdasarkan data BPS, pada 2020 produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Sumatera dan Kalimantan masing-masing tumbuh minus 1,19 persen dan minus 22,27 persen secara tahunan. Pada triwulan I-2021, pertumbuhan PDRB kedua pulau tersebut sedikit membaik, masing-masing minus 0,86 persen dan minus 2,23 persen. Demikian juga Sulawesi serta Maluku dan Papua. Tahun lalu, PDRB Sulawesi serta Maluku dan Papua masing-masing tumbuh 0,23 persen dan 1,44 persen secara tahunan. Kemudian pada triwulan I-2021, pertumbuhannya membaik menjadi 1,2 persen untuk Sulawesi dan 8,97 persen untuk Maluku dan Papua.

Berdasarkan data diatas apa yang akan terjadi di tahun-tahun yang akan datang?

4. 

Tren positif ekspor yang ditopang kenaikan harga komoditas ekspor tetap perlu dijaga untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kendati tidak bisa terus-menerus diandalkan, momen terangkatnya harga sejumlah komoditas ini dapat mengatrol perekonomian daerah-daerah penghasil komoditas tersebut. Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 tumbuh minus 0,74 persen secara tahunan dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 3.969,1 triliun. Ekspor dan konsumsi pemerintah tumbuh positif, masing-masing 6,74 persen dan 2,96 persen. Adapun konsumsi rumah tangga masih terkontraksi atau tumbuh minus 2,23 persen.VP Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani, Kamis (6/5/2021), mengatakan, ekspor, terutama nonmigas, tumbuh positif seiring meningkatnya permintaan sejumlah negara dan harga sejumlah komoditas, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batubara, dan nikel. Tren ini perlu dipertahankan untuk menopang perekonomian dan daya beli masyarakat di daerah-daerah penghasil komoditas tersebut.CPO dan batubara, misalnya, akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Kalimantan. Sementara nikel berkontribusi terhadap perekonomian di Sulawesi, Maluku, dan Papua. ”Peningkatan daya beli masyarakat di daerah-daerah tersebut akan turut mengerek konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta. Berdasarkan data BPS, pada 2020 produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Sumatera dan Kalimantan masing-masing tumbuh minus 1,19 persen dan minus 22,27 persen secara tahunan. Pada triwulan I-2021, pertumbuhan PDRB kedua pulau tersebut sedikit membaik, masing-masing minus 0,86 persen dan minus 2,23 persen. Demikian juga Sulawesi serta Maluku dan Papua. Tahun lalu, PDRB Sulawesi serta Maluku dan Papua masing-masing tumbuh 0,23 persen dan 1,44 persen secara tahunan. Kemudian pada triwulan I-2021, pertumbuhannya membaik menjadi 1,2 persen untuk Sulawesi dan 8,97 persen untuk Maluku dan Papua.

Pernyataan yang benar berdasarkan data diatas adalah ....

5. 

Indonesia tidak bisa selalu mengandalkan komoditas mentah terus-menerus lantaran harganya kerap berfluktuasi tergantung kondisi pasar global. Harga CPO yang belakangan ini tembus di atas 1.000 dollar AS per metrik ton ini didorong oleh peningkatan permintaan dari China dan pelemahan mata uang dollar AS akibat gelontoran stimulus Pemerintah AS. Permintaan dari China itu merupakan permintaan yang tertunda sehingga terjadi lonjakan untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut. Sementara itu, jika ekonomi AS semakin membaik, Pemerintah AS akan mengurangi stimulus dan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga acuannya. ”Apabila permintaan China kembali normal dan dollar AS kembali menguat, harga CPO berpotensi turun kembali.Kendati banyak kalangan memperkirakan siklus super komoditas, terutama CPO, akan berlangsung selama dua tahun, para pemangku kepentingan di sektor tersebut tetap perlu berhati-hati dan jangan sampai terlena. Reformasi struktural industri ekspor RI, lanjut Dendi, tetap harus berjalan sembari memanfaatkan keuntungan kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara. Di sisi lain, pencarian pasar-pasar ekspor nontradisonal perlu ditingkatkan, terutama di negara-negara Afrika dan Asia Selatan.

Kesimpulan dari narasi diatas adalah ....

6. 

Indonesia tidak bisa selalu mengandalkan komoditas mentah terus-menerus lantaran harganya kerap berfluktuasi tergantung kondisi pasar global. Harga CPO yang belakangan ini tembus di atas 1.000 dollar AS per metrik ton ini didorong oleh peningkatan permintaan dari China dan pelemahan mata uang dollar AS akibat gelontoran stimulus Pemerintah AS. Permintaan dari China itu merupakan permintaan yang tertunda sehingga terjadi lonjakan untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut. Sementara itu, jika ekonomi AS semakin membaik, Pemerintah AS akan mengurangi stimulus dan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga acuannya. ”Apabila permintaan China kembali normal dan dollar AS kembali menguat, harga CPO berpotensi turun kembali.Kendati banyak kalangan memperkirakan siklus super komoditas, terutama CPO, akan berlangsung selama dua tahun, para pemangku kepentingan di sektor tersebut tetap perlu berhati-hati dan jangan sampai terlena. Reformasi struktural industri ekspor RI, lanjut Dendi, tetap harus berjalan sembari memanfaatkan keuntungan kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara. Di sisi lain, pencarian pasar-pasar ekspor nontradisonal perlu ditingkatkan, terutama di negara-negara Afrika dan Asia Selatan.

Pernyataan yang salah dari narasi diatas adalah ....

7. 

Indonesia tidak bisa selalu mengandalkan komoditas mentah terus-menerus lantaran harganya kerap berfluktuasi tergantung kondisi pasar global. Harga CPO yang belakangan ini tembus di atas 1.000 dollar AS per metrik ton ini didorong oleh peningkatan permintaan dari China dan pelemahan mata uang dollar AS akibat gelontoran stimulus Pemerintah AS. Permintaan dari China itu merupakan permintaan yang tertunda sehingga terjadi lonjakan untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut. Sementara itu, jika ekonomi AS semakin membaik, Pemerintah AS akan mengurangi stimulus dan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga acuannya. ”Apabila permintaan China kembali normal dan dollar AS kembali menguat, harga CPO berpotensi turun kembali.Kendati banyak kalangan memperkirakan siklus super komoditas, terutama CPO, akan berlangsung selama dua tahun, para pemangku kepentingan di sektor tersebut tetap perlu berhati-hati dan jangan sampai terlena. Reformasi struktural industri ekspor RI, lanjut Dendi, tetap harus berjalan sembari memanfaatkan keuntungan kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara. Di sisi lain, pencarian pasar-pasar ekspor nontradisonal perlu ditingkatkan, terutama di negara-negara Afrika dan Asia Selatan.

Pernyataan yang benar dari narasi diatas adalah ....

8. 

Indonesia tidak bisa selalu mengandalkan komoditas mentah terus-menerus lantaran harganya kerap berfluktuasi tergantung kondisi pasar global. Harga CPO yang belakangan ini tembus di atas 1.000 dollar AS per metrik ton ini didorong oleh peningkatan permintaan dari China dan pelemahan mata uang dollar AS akibat gelontoran stimulus Pemerintah AS. Permintaan dari China itu merupakan permintaan yang tertunda sehingga terjadi lonjakan untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut. Sementara itu, jika ekonomi AS semakin membaik, Pemerintah AS akan mengurangi stimulus dan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga acuannya. ”Apabila permintaan China kembali normal dan dollar AS kembali menguat, harga CPO berpotensi turun kembali.Kendati banyak kalangan memperkirakan siklus super komoditas, terutama CPO, akan berlangsung selama dua tahun, para pemangku kepentingan di sektor tersebut tetap perlu berhati-hati dan jangan sampai terlena. Reformasi struktural industri ekspor RI, lanjut Dendi, tetap harus berjalan sembari memanfaatkan keuntungan kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara. Di sisi lain, pencarian pasar-pasar ekspor nontradisonal perlu ditingkatkan, terutama di negara-negara Afrika dan Asia Selatan.

Apa yang akan dilakukan pemerintah indonesia dalam jangka panjang di masa yanng akan datang?

9. 

Lansia, meskipun sering diidentikkan dengan penurunan kemampuan dan kesehatan, kini banyak yang tetap produktif dengan berbagai kegiatan di hari tua. Alasan mereka masih bekerja bervariasi, mulai dari kebutuhan hidup, kurangnya jaminan pensiun, kekuatan fisik dan mental yang terjaga, hingga keinginan untuk aktualisasi diri. Namun, data menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja bahkan melebihi jam kerja pekerja usia produktif. Menurut survei, hanya 3,49 persen lansia bekerja kurang dari 1 jam, sementara 20,54 persen bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Faktanya, ada lansia yang bekerja 49 jam atau lebih, mencapai 22,23 persen, melebihi lansia madya dan tua. Persentase jam kerja tertinggi bagi semua kelompok usia lansia adalah antara 15 hingga 34 jam. Banyak lansia yang bekerja dengan jam kerja berlebih, dan sebagian besar dari mereka masih menjadi tulang punggung keluarga. Namun, jam kerja berlebih dapat mengancam kondisi fisik dan mental lansia dalam jangka panjang, serta menurunkan produktivitas mereka. Seiring dengan pertumbuhan jumlah lansia yang tetap aktif dalam dunia kerja, pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan mereka. Langkah-langkah konkret seperti memberikan jaminan hari tua dan jaminan kesehatan yang merata dapat membantu lansia menjalani hari tua dengan sejahtera. Pemerintah juga dapat melakukan regulasi terkait jam kerja untuk melindungi kesejahteraan fisik dan mental para lansia, sehingga mereka dapat menjalani hari tua dengan lebih baik.  Perhatian lebih dari pemerintah dapat membantu Perlindungan finansial dan kesehatan yang adekuat akan membantu lansia tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka. Semoga dengan perhatian lebih ini, lansia di Indonesia dapat tetap sejahtera di hari tua mereka. (Litbang Kompas/SNT).

Alasan para lansia masih bekerja bervariasi menurut narasi diatas adalah ....

10. 

Lansia, meskipun sering diidentikkan dengan penurunan kemampuan dan kesehatan, kini banyak yang tetap produktif dengan berbagai kegiatan di hari tua. Alasan mereka masih bekerja bervariasi, mulai dari kebutuhan hidup, kurangnya jaminan pensiun, kekuatan fisik dan mental yang terjaga, hingga keinginan untuk aktualisasi diri. Namun, data menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja bahkan melebihi jam kerja pekerja usia produktif. Menurut survei, hanya 3,49 persen lansia bekerja kurang dari 1 jam, sementara 20,54 persen bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Faktanya, ada lansia yang bekerja 49 jam atau lebih, mencapai 22,23 persen, melebihi lansia madya dan tua. Persentase jam kerja tertinggi bagi semua kelompok usia lansia adalah antara 15 hingga 34 jam. Banyak lansia yang bekerja dengan jam kerja berlebih, dan sebagian besar dari mereka masih menjadi tulang punggung keluarga. Namun, jam kerja berlebih dapat mengancam kondisi fisik dan mental lansia dalam jangka panjang, serta menurunkan produktivitas mereka. Seiring dengan pertumbuhan jumlah lansia yang tetap aktif dalam dunia kerja, pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan mereka. Langkah-langkah konkret seperti memberikan jaminan hari tua dan jaminan kesehatan yang merata dapat membantu lansia menjalani hari tua dengan sejahtera. Pemerintah juga dapat melakukan regulasi terkait jam kerja untuk melindungi kesejahteraan fisik dan mental para lansia, sehingga mereka dapat menjalani hari tua dengan lebih baik.  Perhatian lebih dari pemerintah dapat membantu Perlindungan finansial dan kesehatan yang adekuat akan membantu lansia tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka. Semoga dengan perhatian lebih ini, lansia di Indonesia dapat tetap sejahtera di hari tua mereka. (Litbang Kompas/SNT).

Kesimpulan apa yang dapat di ambil dari narasi diatas adalah ….

11. 

Lansia, meskipun sering diidentikkan dengan penurunan kemampuan dan kesehatan, kini banyak yang tetap produktif dengan berbagai kegiatan di hari tua. Alasan mereka masih bekerja bervariasi, mulai dari kebutuhan hidup, kurangnya jaminan pensiun, kekuatan fisik dan mental yang terjaga, hingga keinginan untuk aktualisasi diri. Namun, data menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja bahkan melebihi jam kerja pekerja usia produktif. Menurut survei, hanya 3,49 persen lansia bekerja kurang dari 1 jam, sementara 20,54 persen bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Faktanya, ada lansia yang bekerja 49 jam atau lebih, mencapai 22,23 persen, melebihi lansia madya dan tua. Persentase jam kerja tertinggi bagi semua kelompok usia lansia adalah antara 15 hingga 34 jam. Banyak lansia yang bekerja dengan jam kerja berlebih, dan sebagian besar dari mereka masih menjadi tulang punggung keluarga. Namun, jam kerja berlebih dapat mengancam kondisi fisik dan mental lansia dalam jangka panjang, serta menurunkan produktivitas mereka. Seiring dengan pertumbuhan jumlah lansia yang tetap aktif dalam dunia kerja, pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan mereka. Langkah-langkah konkret seperti memberikan jaminan hari tua dan jaminan kesehatan yang merata dapat membantu lansia menjalani hari tua dengan sejahtera. Pemerintah juga dapat melakukan regulasi terkait jam kerja untuk melindungi kesejahteraan fisik dan mental para lansia, sehingga mereka dapat menjalani hari tua dengan lebih baik.  Perhatian lebih dari pemerintah dapat membantu Perlindungan finansial dan kesehatan yang adekuat akan membantu lansia tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka. Semoga dengan perhatian lebih ini, lansia di Indonesia dapat tetap sejahtera di hari tua mereka. (Litbang Kompas/SNT).

Pernyataan yang benar dari narasi diatas adalah .....

12. 

Lansia, meskipun sering diidentikkan dengan penurunan kemampuan dan kesehatan, kini banyak yang tetap produktif dengan berbagai kegiatan di hari tua. Alasan mereka masih bekerja bervariasi, mulai dari kebutuhan hidup, kurangnya jaminan pensiun, kekuatan fisik dan mental yang terjaga, hingga keinginan untuk aktualisasi diri. Namun, data menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja bahkan melebihi jam kerja pekerja usia produktif. Menurut survei, hanya 3,49 persen lansia bekerja kurang dari 1 jam, sementara 20,54 persen bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Faktanya, ada lansia yang bekerja 49 jam atau lebih, mencapai 22,23 persen, melebihi lansia madya dan tua. Persentase jam kerja tertinggi bagi semua kelompok usia lansia adalah antara 15 hingga 34 jam. Banyak lansia yang bekerja dengan jam kerja berlebih, dan sebagian besar dari mereka masih menjadi tulang punggung keluarga. Namun, jam kerja berlebih dapat mengancam kondisi fisik dan mental lansia dalam jangka panjang, serta menurunkan produktivitas mereka. Seiring dengan pertumbuhan jumlah lansia yang tetap aktif dalam dunia kerja, pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan mereka. Langkah-langkah konkret seperti memberikan jaminan hari tua dan jaminan kesehatan yang merata dapat membantu lansia menjalani hari tua dengan sejahtera. Pemerintah juga dapat melakukan regulasi terkait jam kerja untuk melindungi kesejahteraan fisik dan mental para lansia, sehingga mereka dapat menjalani hari tua dengan lebih baik.  Perhatian lebih dari pemerintah dapat membantu Perlindungan finansial dan kesehatan yang adekuat akan membantu lansia tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka. Semoga dengan perhatian lebih ini, lansia di Indonesia dapat tetap sejahtera di hari tua mereka. (Litbang Kompas/SNT).

Pernyataan yang salah dari narasi diatas adalah .....