Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi pada Senin (10/2/2025) pukul 13.07 WIT. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ibu sudah erupsi 11 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (1.825 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 81 detik.
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ibu di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 10 Februari 2025 pukul 00.00-06.00 WIT menunjukkan terjadi 23 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 13-28 milimeter dan lama gempa 29-57 detik.
Kemudian, 29 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-15 milimeter dan lama gempa 17-34 detik serta 7 kali harmonik dengan amplitudo 2-28 milimeter dan lama gempa 22-105 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.143 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (589 kali letusan) sedangkan Gunung Ibu erupsi 481 kali.

Berdasarkan data MAGMA Indonesia, Gunung Semeru memiliki jumlah erupsi tertinggi (589 kali), sedangkan Gunung Ibu mengalami
481 erupsi sepanjang tahun 2025. Jika trend ini berlanjut, apa potensi dampak lingkungan yang mungkin terjadi di sekitar Gunung Ibu?