1. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tnetang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya.
Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan anter peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas metnbimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan.
Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Berdasarkan bacaan di atas, penyebab perusahaan penerbangan X menpadakan pelatihan pramugara/I adalah….

2. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tnetang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya.
Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan anter peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas metnbimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan.
Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.


Pernyataan berikut ini menggambarkan isi grafik di atas, KECUALI ….

3. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tnetang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya.
Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan anter peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas metnbimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan.
Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Berdasarkan hasil pelatihan, usaha yang paling repat dilakukan oleh karyawan sehingga menjadi pramugara/i teladan adalah….

4. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tnetang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya.
Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan anter peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas metnbimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan.
Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Mengacu pada grafik dan bacaan di atas, tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perusahaan penerbangan X selanjutnya adalah ….

5. 

Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi pada Senin (10/2/2025) pukul 13.07 WIT. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ibu sudah erupsi 11 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (1.825 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 81 detik.
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ibu di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 10 Februari 2025 pukul 00.00-06.00 WIT menunjukkan terjadi 23 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 13-28 milimeter dan lama gempa 29-57 detik.
Kemudian, 29 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-15 milimeter dan lama gempa 17-34 detik serta 7 kali harmonik dengan amplitudo 2-28 milimeter dan lama gempa 22-105 detik.
 
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.143 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (589 kali letusan) sedangkan Gunung Ibu erupsi 481 kali.

Berdasarkan laporan PVMBG, masyarakat dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 4 km dari Gunung Ibu. Apa alasan utama kebijakan tersebut?

6. 

Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi pada Senin (10/2/2025) pukul 13.07 WIT. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ibu sudah erupsi 11 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (1.825 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 81 detik.
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ibu di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 10 Februari 2025 pukul 00.00-06.00 WIT menunjukkan terjadi 23 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 13-28 milimeter dan lama gempa 29-57 detik.
Kemudian, 29 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-15 milimeter dan lama gempa 17-34 detik serta 7 kali harmonik dengan amplitudo 2-28 milimeter dan lama gempa 22-105 detik.
 
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.143 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (589 kali letusan) sedangkan Gunung Ibu erupsi 481 kali.

Berdasarkan data MAGMA Indonesia, Gunung Semeru memiliki jumlah erupsi tertinggi (589 kali), sedangkan Gunung Ibu mengalami 481 erupsi sepanjang tahun 2025. Jika trend ini berlanjut, apa potensi dampak lingkungan yang mungkin terjadi di sekitar Gunung Ibu?

7. 

Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi pada Senin (10/2/2025) pukul 13.07 WIT. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ibu sudah erupsi 11 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (1.825 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 81 detik.
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ibu di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 10 Februari 2025 pukul 00.00-06.00 WIT menunjukkan terjadi 23 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 13-28 milimeter dan lama gempa 29-57 detik.
Kemudian, 29 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-15 milimeter dan lama gempa 17-34 detik serta 7 kali harmonik dengan amplitudo 2-28 milimeter dan lama gempa 22-105 detik.
 
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.143 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (589 kali letusan) sedangkan Gunung Ibu erupsi 481 kali.

Kolom abu erupsi Gunung Ibu teramati mencapai 500 meter di atas puncak dengan intensitas tebal ke arah selatan. Berdasarkan kondisi ini, apa dampak yang paling mungkin dirasakan oleh penduduk di wilayah selatan gunung?

8. 

Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi pada Senin (10/2/2025) pukul 13.07 WIT. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ibu sudah erupsi 11 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (1.825 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 81 detik.
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ibu di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 10 Februari 2025 pukul 00.00-06.00 WIT menunjukkan terjadi 23 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 13-28 milimeter dan lama gempa 29-57 detik.
Kemudian, 29 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-15 milimeter dan lama gempa 17-34 detik serta 7 kali harmonik dengan amplitudo 2-28 milimeter dan lama gempa 22-105 detik.
 
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.143 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (589 kali letusan) sedangkan Gunung Ibu erupsi 481 kali.

Gunung Ibu berada pada Level III (Siaga) menurut laporan PVMBG. Apa arti dari status ini bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung tersebut?

9. 

Saat ini semakin banyak penduduk di Negara B yang tidak memiliki rumah layak huni. Hal tersebut disebabkan karena laju urbanisasi yang sangat cepat sehingga terjadi kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan rumah dengan harga terjangkau. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan terhadap jumlah penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni. Kepemilikan rumah yang layak huni sangat berkaitan dengan besaran pendapatan yang didapatkan oleh penduduk di suatu wilayah. Rata-rata gajih upah bersih bulan di provinsi H dalam pekerjaan sektor formal adalah Rp 2.788.826 dan populasi provinsi mencapai 9 jota orang. Harga perumahan yang terus meningkat membuat mayoritas penduduk provinsi H hanya mampu membeli atau mengontrak rumah dengan kualitas yang lebih rendah dari yang semestinya. Provinsi H termasuk pada provinsi dengan persentase rumah layak huni sebesar 40%, sehingga dapar dikatakan hanya 4 dari 10 orang yang memiliki rumah layak huni.
 
Generasi muda atau milinial diprediksi akan menghadapi kesulitan dalam membeli rurnah. Hal tersebut disebabkan oleh faktor pendapatan yang tidak sebanding dengan kenaikan barga tanah dan rumah. Terdapat prediksi yang menyatakan bahwa masyarakat akan semakin sulit membeli rumah di masa depan yang disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang berdampak pada permasalahan inflasi dan kenaikan bunga pinjarnam. Hal tersebut menjadi faktor pendorong yang membuat penuduk tidak memiliki rumah layak huni. Faktor paling utama yang roenyebabkan penduduk tidak memiliki rumah layak huni adalah (1) tingkat pertumbuhan gaJi tidak sebanding dengan keterjangkauan harga rumah yang ditawarkan. (2) aksesibilitas yang sulit dalam mendapatkan hunian layak, dan (3) Iaju pertumbuhan dan urbanisasi penduduk dengan ketersediaan lahan dan rumah layak huni yang tidak sebanding. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang perlu ditanggapi dan ditangani dengan cepat, tidak hanya pendekatan individu, melainkan juga dengan kebijakan yang disusun dan diatur oleh Pemerintah agar tidak menjadi masalah yang beriepanjangan  dan menjadi permasalahan yang sulit untuk diatasi. Belum lagi rumah tidak layak huni ini akan semakin memperparah keadaan kondisi kesehatan di seluruh rentang usia.
 
Berikut merupakan data presentasi hunian layak dan juga data upah minimum di 6 provinsi di Negara B.

Dari bacaan diatas, alasan paling tepat yang membuat masyarakat sulit mendapatkan rumah layak huni di Negara B adalah...

10. 

Saat ini semakin banyak penduduk di Negara B yang tidak memiliki rumah layak huni. Hal tersebut disebabkan karena laju urbanisasi yang sangat cepat sehingga terjadi kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan rumah dengan harga terjangkau. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan terhadap jumlah penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni. Kepemilikan rumah yang layak huni sangat berkaitan dengan besaran pendapatan yang didapatkan oleh penduduk di suatu wilayah. Rata-rata gajih upah bersih bulan di provinsi H dalam pekerjaan sektor formal adalah Rp 2.788.826 dan populasi provinsi mencapai 9 jota orang. Harga perumahan yang terus meningkat membuat mayoritas penduduk provinsi H hanya mampu membeli atau mengontrak rumah dengan kualitas yang lebih rendah dari yang semestinya. Provinsi H termasuk pada provinsi dengan persentase rumah layak huni sebesar 40%, sehingga dapar dikatakan hanya 4 dari 10 orang yang memiliki rumah layak huni.
 
Generasi muda atau milinial diprediksi akan menghadapi kesulitan dalam membeli rurnah. Hal tersebut disebabkan oleh faktor pendapatan yang tidak sebanding dengan kenaikan barga tanah dan rumah. Terdapat prediksi yang menyatakan bahwa masyarakat akan semakin sulit membeli rumah di masa depan yang disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang berdampak pada permasalahan inflasi dan kenaikan bunga pinjarnam. Hal tersebut menjadi faktor pendorong yang membuat penuduk tidak memiliki rumah layak huni. Faktor paling utama yang roenyebabkan penduduk tidak memiliki rumah layak huni adalah (1) tingkat pertumbuhan gaJi tidak sebanding dengan keterjangkauan harga rumah yang ditawarkan. (2) aksesibilitas yang sulit dalam mendapatkan hunian layak, dan (3) Iaju pertumbuhan dan urbanisasi penduduk dengan ketersediaan lahan dan rumah layak huni yang tidak sebanding. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang perlu ditanggapi dan ditangani dengan cepat, tidak hanya pendekatan individu, melainkan juga dengan kebijakan yang disusun dan diatur oleh Pemerintah agar tidak menjadi masalah yang beriepanjangan  dan menjadi permasalahan yang sulit untuk diatasi. Belum lagi rumah tidak layak huni ini akan semakin memperparah keadaan kondisi kesehatan di seluruh rentang usia.
 
Berikut merupakan data presentasi hunian layak dan juga data upah minimum di 6 provinsi di Negara B.

Berdasarkan informasi di atas, apa yang dapat dilakukan agar masyarakat dapat membeli rumah layak huni?

11. 

Saat ini semakin banyak penduduk di Negara B yang tidak memiliki rumah layak huni. Hal tersebut disebabkan karena laju urbanisasi yang sangat cepat sehingga terjadi kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan rumah dengan harga terjangkau. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan terhadap jumlah penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni. Kepemilikan rumah yang layak huni sangat berkaitan dengan besaran pendapatan yang didapatkan oleh penduduk di suatu wilayah. Rata-rata gajih upah bersih bulan di provinsi H dalam pekerjaan sektor formal adalah Rp 2.788.826 dan populasi provinsi mencapai 9 jota orang. Harga perumahan yang terus meningkat membuat mayoritas penduduk provinsi H hanya mampu membeli atau mengontrak rumah dengan kualitas yang lebih rendah dari yang semestinya. Provinsi H termasuk pada provinsi dengan persentase rumah layak huni sebesar 40%, sehingga dapar dikatakan hanya 4 dari 10 orang yang memiliki rumah layak huni.
 
Generasi muda atau milinial diprediksi akan menghadapi kesulitan dalam membeli rurnah. Hal tersebut disebabkan oleh faktor pendapatan yang tidak sebanding dengan kenaikan barga tanah dan rumah. Terdapat prediksi yang menyatakan bahwa masyarakat akan semakin sulit membeli rumah di masa depan yang disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang berdampak pada permasalahan inflasi dan kenaikan bunga pinjarnam. Hal tersebut menjadi faktor pendorong yang membuat penuduk tidak memiliki rumah layak huni. Faktor paling utama yang roenyebabkan penduduk tidak memiliki rumah layak huni adalah (1) tingkat pertumbuhan gaJi tidak sebanding dengan keterjangkauan harga rumah yang ditawarkan. (2) aksesibilitas yang sulit dalam mendapatkan hunian layak, dan (3) Iaju pertumbuhan dan urbanisasi penduduk dengan ketersediaan lahan dan rumah layak huni yang tidak sebanding. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang perlu ditanggapi dan ditangani dengan cepat, tidak hanya pendekatan individu, melainkan juga dengan kebijakan yang disusun dan diatur oleh Pemerintah agar tidak menjadi masalah yang beriepanjangan  dan menjadi permasalahan yang sulit untuk diatasi. Belum lagi rumah tidak layak huni ini akan semakin memperparah keadaan kondisi kesehatan di seluruh rentang usia.
 
Berikut merupakan data presentasi hunian layak dan juga data upah minimum di 6 provinsi di Negara B.

Apa kesimpulan yang tepat dari informasi yang diberikan pada data yang ditampilkan?

12. 

Saat ini semakin banyak penduduk di Negara B yang tidak memiliki rumah layak huni. Hal tersebut disebabkan karena laju urbanisasi yang sangat cepat sehingga terjadi kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan rumah dengan harga terjangkau. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan terhadap jumlah penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni. Kepemilikan rumah yang layak huni sangat berkaitan dengan besaran pendapatan yang didapatkan oleh penduduk di suatu wilayah. Rata-rata gajih upah bersih bulan di provinsi H dalam pekerjaan sektor formal adalah Rp 2.788.826 dan populasi provinsi mencapai 9 jota orang. Harga perumahan yang terus meningkat membuat mayoritas penduduk provinsi H hanya mampu membeli atau mengontrak rumah dengan kualitas yang lebih rendah dari yang semestinya. Provinsi H termasuk pada provinsi dengan persentase rumah layak huni sebesar 40%, sehingga dapar dikatakan hanya 4 dari 10 orang yang memiliki rumah layak huni.
 
Generasi muda atau milinial diprediksi akan menghadapi kesulitan dalam membeli rurnah. Hal tersebut disebabkan oleh faktor pendapatan yang tidak sebanding dengan kenaikan barga tanah dan rumah. Terdapat prediksi yang menyatakan bahwa masyarakat akan semakin sulit membeli rumah di masa depan yang disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang berdampak pada permasalahan inflasi dan kenaikan bunga pinjarnam. Hal tersebut menjadi faktor pendorong yang membuat penuduk tidak memiliki rumah layak huni. Faktor paling utama yang roenyebabkan penduduk tidak memiliki rumah layak huni adalah (1) tingkat pertumbuhan gaJi tidak sebanding dengan keterjangkauan harga rumah yang ditawarkan. (2) aksesibilitas yang sulit dalam mendapatkan hunian layak, dan (3) Iaju pertumbuhan dan urbanisasi penduduk dengan ketersediaan lahan dan rumah layak huni yang tidak sebanding. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang perlu ditanggapi dan ditangani dengan cepat, tidak hanya pendekatan individu, melainkan juga dengan kebijakan yang disusun dan diatur oleh Pemerintah agar tidak menjadi masalah yang beriepanjangan  dan menjadi permasalahan yang sulit untuk diatasi. Belum lagi rumah tidak layak huni ini akan semakin memperparah keadaan kondisi kesehatan di seluruh rentang usia.
 
Berikut merupakan data presentasi hunian layak dan juga data upah minimum di 6 provinsi di Negara B.

Berdasarkan grafik dan bacaan diatas kemungkinan yang paling tepat dapai terjadi berkaitan dengan data di atas adalah....