Subtest Pemecahan Masalah Name Email 1. Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan, serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23). Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan. Berdasarkan bacaan di atas, penyebab perusahaan penerbangan X mengadakan pelatihan pramugara/I adalah…. Adanya keluhan penumpang yang salah satunya berkaitan dengan kinerja pramugara/i saat melayani penumpang selama perjaIanan. Mahalnya biaya tiket perjalanan pesawat yang tidak diimbangi dengan layanan yang memuaskan dari pekeria dalam perusahaan penerbangan. Pramugara/i berinteraksi langsung dengan penumpang sehingga perlu pelatihan agar mereka memiliki kesan baik di mata penumpang. Perusahaan penerbangan X ingin meningkatkan efektivitas dan produktivitas kinerja seluruh karyawannya di berbagai bidang pekerjaan. Pelatihan menjadi hak karyawan sehingga wajib bagi perusahaan untuk memenuhi hak tersebut dalam rangka peningkatan kualitas kerja. None 2. Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan, serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23). Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan. Pernyataan berikut ini menggambarkan isi grafik di atas, KECUALI … Setiap pramugara/i mendapatkan kenaikan skor pelatihan baik pada tahap 1 maupun tahap 2. Deni merupakan peserta pelatihan yang mendapatkan skor paling rendah dalam mempraktikkan tantangan pelatih. Ana memiliki selisih skor antara tahap awal dan tahap akhir yang lebih besar dibanding Farah. Perusahaan penerbangan X ingin meningkatkan efektivitas dan produktivitas kinerja seluruh karyawannya di berbagai bidang pekerjaan. Farah mendapat amanah untuk membimbmg rekan pramugara/i lain dalam hal pelayanan kepada pelanggan. None 3. Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan, serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23). Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan. Berdasarkan hasil pelatihan, usaha yang paling repat dilakukan oleh karyawan sehingga menjadi pramugara/i teladan adalah…. Mematuhi instruksi pelatihan, menerapkannya, dan tidak mengubah sikap, apapun kondisi yang terjadi di lapangan. Mengutamakan kenyamanan penumpang, menerapkan SOP dan materi pelatihan, serta belajar dari pramugara/i lain yang kinerjanya bagus. Melaksanakan secara rutin program pelatihan karena terbukti efektif menaikkan kinerja pelayanan karyawan. Memberikan pelayanan yang baik dan meminta penumpang memberikan penilaian untukknya sebagai bentuk evaluasi. Mengikuti program pelatihan secara serius dan menjadikan hasil skor pelatihan sebagai refleksi untuk perbaikan kinerja. None 4. Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evalusai kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan, serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekeriaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktlk temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23). Peseta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi prarmugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpng pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan. Mengacu pada grafik dan bacaan di atas, tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perusahaan penerbangan X selanjutnya adalah …. Menugaskan karyawan teladan dalam pelatihan agar menjadi mentor bagi karyawan lainnya yang memiliki tugas dan pekerjaan yang sama. Menghimbau para karyawan agar bekerja maksimal demi kepuasan penumpang serta memberi sanksi jika ada laporan penumpang. Memberi peringatan kepada karyawan dengan nilai rendah untuk bekerja lebih baik dalam memberikan pelayanan. Memberi tambahan pelatihan bagi karyawan yang memiliki skor rendah agar karyawan semakin mahir dalam memberikan pelayanan. Menjadikan skor di tahap 3 pelatihan sebagai tolak ukur keberhasilan pramugara/i dalam memberikan pelayanan. None 5. Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementrian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wiastawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X. Berdasarkan bacaan di atas penyebab utama Kementrian pariwisata bergerak cepat melakukan penyelamatan industri pariwisata adalah.... Data menyebutkan masih kurang bervariasinya wisatawan dari dalam dan luar negri yang datang ke Negara X. Banyak pekerja yang memutuskan berhenti bekerja di sektor pariwisata karena tidak ada harapan di sektor priwisata ini. Adanya pandemi COVID-19 yang berdampak pada perbatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X Pariwisata Negara X tidak terawat. Tidak menarik, serta fasilitas umumnya kurang diminati wisatawan Penurunan jumlah wisatawan di Negara X mempengaruhi keberlangsungan hidup pekerja di sektor pariwisata. None 6. Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementrian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wiastawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X. Simpulan yang tepat berdasarkan grafik di atas adalah... Kota Y adalah kota yang paling berhasil menjalankan misi penyelamatan wisata Kota P memiliki jumlah wisatawan yang lebih banyak daripada kota M Kota yang tidak berhasil menjalankan misi penyelamatan adalah kota M Ada peningkatan jumlah wisatawan pada semua tahap 1, tahap 2, dan tahap 3. Kota Y memiliki jumlah wisatawan tertinggi di Negara X di semua tahap None 7. Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementrian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wiastawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X. Berdasarkan 3 fase upaya penyelamatan yang dilakukan Kementrian Pariwisata, usaha yang paling tepat dilakukan oleh pelaku usaha di sektor pariwisata sehingga 3 fase penyelamatan dapat berhasil dan bahkan meningkatkan industri pariwisata adalah …. Mematuhi rencana penyelamatan dari kementrian Pariwisata, beradaptasi, dan berinovasi wisata baru berbasis taknologi agar sesuai tren wisata akibat pandemi. Memperdalam pemahaman tentang kasus COVID-19 sehingga dapat menontrol penularannya dan mengontrol jalannya 3 fase penyelamatan pariwisata saat pandemi. Melakukan sosialisasi ke masyarakat agar mengetahui strategi yang diterapkan industri pariwisata, sehingga kepercayaan masyarakat pada destinasi wisata tetap terjaga. Mengembangkan kreativitas dalam berwirausaha di sektor pariwisata, menarik minat wisatawan dengan mengadakan diskon serta membentuk tim khusus di setiap kota. Berkolaborasi dengan masyarakat untuk menggerakkan gairah wisata, dengan menerapkan protokol kesehatan selama persiapan tempat wisata secara bertahap. None 8. Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementrian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wiastawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X. Berdasarkan grafik dan bacaan di atas, prediksi yang paling lepat dilakukan oleh Kementerian Pariwisata selanjutnya adalah Menghimbau tim Kementerian Pariwisata di tiap kota untuk berkreativitas di media sosial agar wisata-wisata di kota-kota tersebut tetap mendapat kepercayaan pengunjung. Menjadikan kota Y sebagai percontohan dalam meningkatkan potensi wisata karena keberhasilan menjalankan misi penyelamatan di ketiga tahap. Melihat jumlah wisatawan paling rendah ada kota P maka Kementerian Pariwisata seharusnya fokus melakukan upaya peningkatan wisatawan di kota P. Memberikan stimulasi lebih pada tahap 3 yang perlu meningkatkan jumlah wisatawan, agar tidak ada kota yang penambahan jumlah wisatawannya sedikit. Memberikan perhatian lebih pada kota yang paling tinggi jumlah wisatawannya agar tetap menjadi kota dengan jumlah wisatawan yang tertinggi. None 9. Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD. Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan. Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar. Dari artikel diatas, apa yang membuat banyak orang berminat menggunakan transportasi bus antar kota? Bus dinilai lebih aman dan nyaman dibandingkan kereta api dan pesawat. Pilihan jam keberangkatan pada kereta api dan pesawat lebih bervariasi. Bus memiliki rute yang sama variasinya dengan kereta api dan harga yang bersaing. Bus dapat menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api dan pesawat. Pemesanan tiket lebih mudah tanpa harus datang ke loket secara langsung. None 10. Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD. Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan. Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar. Apa yang bisa anda rekomendasikan pada Armada Mawar untuk meningkatkan minat pengguna kelas eksekutif dan super eksekutif berdasarkan data yang ditampilkan? Menjual tiket dengan harga lebih terjangkau untuk kelas Eksekutif dan Super Eksekutif Memperluas cakupan pemasaran sehingga semua lapisan masyarakat mengenal kelas Eksekutif dan Super Eksekutif Fokus pada peningkatan fasilitas, pelayanan dan kenyamanan bagi pelanggan kelas Eksekutif dan Super Eksekutif Menambah rute bus dan jam keberangkatan untuk menarik pelanggan kelas Eksekutif dan Super Eksekutif Memberikan fasilitas yang sama pada setiap kelas, yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD reclining seat None 11. Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD. Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan. Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar. Apa kesimpulan yang paling tepat dari informasi yang diberikan pada grafik batang terkait Armada Mawar? Pengguna Armada Mawar lebih tertarik pada rute dan jam keberangkatan yang bervariasi Banyak pengguna Armada Mawar yang menginginkan fasilitas dan kenyamanan saat berpergian Harga yang murah tidak mempengaruhi pengguna untuk memilih kelas tertentu pada Armada Mawar Kenyamanan yang maksimal membuat pelanggan lebih banyak memilih Super Eksekutif dibandingkan kelas lainnya Frekuensi keberangkatan tidak mempengaruhi pelanggan dalam menentukan kelas yang dipilih pada Armada Mawar. None 12. Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD. Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan. Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar. Pernyataan mana yang tidak sesuai dengan tabel dan isi artikel diatas, kecuali? Jumlah rute VVIP lebih bnyak 25% dari jumlah rute eksekutif Pemesanan tiket bus untuk setiap ryte yang ada dapat dilakukan secara daring. Bus dapat menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api dan pesawat. Berdasarkan tabel Jumlah rute berbanding lurus dengan jumlah penumpang Pernyataan A, B, C dan D adalah benar None Time's upTime is Up!Time is Up!