PETUNJUK PENGERJAAN TES BAKAT SKOLASTIK (TBS) LPDP

  1. Tes Bakat Skolastik (TBS) LPDP terdiri dari tiga subtes yang mengukur kemampuan verbal, numerik, dan pemecahan masalah. Waktu yang disediakan untuk setiap subtes berbeda.
  2. Setiap jawaban benar bernilai 5
  3. Setelah melanjutkan subtest anda tidak akan bisa kembali ke subtest sbelumnya.
  4. Jawaban akan otomatis tersubmit bila waktu telah habis
  5. Periksa kembali jawaban anda sebelum melanjutkan ke subtest selanjutnya /submit jawaban
BAGIAN 1: SUBTES VERBAL

Waktu Pengerjaan: 30 menit
Jumlah Soal: 25 Butir soal

Tipe soal : Analogi, logika, analisis.

BAGIAN 2: SUBTES NUMERIK

Waktu pengerjaan : 40 menit
Jumlah Soal: 25 butir soal

Tipe soal: Deret, aljabar & aritmetika, kecukupan data

BAGIAN 3: SUBTES PEMECAHAN MASALAH

Waktu pengerjaan : 20 menit
Jumlah Soal: 12 butir soal

1. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evaluasi kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekerjaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktek temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peserta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi pramugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpang pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Berdasarkan bacaan di atas, penyebab perusahaan penerbangan X mengadakan pelatihan pramugara/I adalah….

2. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evaluasi kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekerjaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktek temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peserta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi pramugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpang pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Pernyataan berikut ini menggambarkan isi grafik di atas, KECUALI …

3. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evaluasi kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekerjaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktek temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peserta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi pramugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpang pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Berdasarkan hasil pelatihan, usaha yang paling repat dilakukan oleh karyawan sehingga menjadi pramugara/i teladan adalah….

4. 

Sebuah perusahaan penerbangan X yang melayani perjalanan antar provinsi menerima komplain dari beberapa penumpang tentang layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selama perjalanan. Ada yang mengeluhkan makanan yang disajikan kurang layak, ada yang menegur kinerja pramugari yang melayani penumpang selama di pesawat, ada juga yang mengomentari kebersihan di dalam pesawat. Hal ini mendorong direktur perusahaan penerbangan X mengadakan rapat evaluasi dan memutuskan untuk memberikan pelatihan serta evaluasi kepada para pekerja sesuai bidang pekerjaannya. Untuk para pekerja, pelatihan yang diberikan terdiri dari 4 tahap. Tahap (1) adalah persiapan peserta pelatihan yang berisi pengarahan tentang tujuan dan harapan pelatihan,  serta pengecekan seberapa baik pemahaman dan praktik peserta sebelum diberi pelatihan. Tahap (2) adalah demonstrasi yang berisi pelatihan cara melaksanakan pekerjaan sesuai SOP dan penjelasan visi-misi perusahaan. Selanjutnya peserta dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh pelatih. Tahap (3) peserta melakukan uji coba dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan pelatih. Terakhir, tahap (4) pelaksanaan evaluasi, setiap peserta pelatihan akan dinilai kinerjanya selama pelatihan dan antar peserta akan mengomentari praktek temannya sebagai masukan. Terdapat 5 peserta di perusahaan penerbangan X vang bertugas sebagai pramugara/i dan mengikuti pelatihan. Mereka adalah Ana (22), Caca (23), Deni (29), Edi (27), dan Farah (23).  Peserta pelatihan dengan skor evaluasi terbaik akan menjadi pramugara/i teladan yang bertugas membimbing rekan pramugara/i lain dalam memberikan pelayanan kepada penumpang pesawat selama perjalanan. Berikut ini grafik skor peserta pelatihan yang bertugas sebagai pramugara/i pada tiga tahap pelatihan.

Mengacu pada grafik dan bacaan di atas, tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perusahaan penerbangan X selanjutnya adalah ….

5. 

Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementerian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wiasatawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X.

Berdasarkan bacaan di atas penyebab utama Kementrian pariwisata bergerak cepat melakukan penyelamatan industri pariwisata adalah....

6. 

Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementerian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X.

Simpulan yang tepat berdasarkan grafik di atas adalah...

7. 

Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementerian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X.

Berdasarkan 3 fase upaya penyelamatan yang dilakukan Kementrian Pariwisata, usaha yang paling tepat dilakukan oleh pelaku usaha di sektor pariwisata sehingga 3 fase penyelamatan dapat berhasil dan bahkan meningkatkan industri pariwisata adalah ….

8. 

Terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata, terutama sejak pandemi COVID-9. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan penutupan akses keluar-masuk Negara X mengakibatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung menurun drastis. Menurut Kementerian Pariwisata, sepanjang tahun 2020, total wisatawan asing yang masuk ke Negara X adalah 4.052 atau seperempat dari jumlah wisatawan asing tahun sebelumnya. Dampak lain dari pandemi adalah adanya pengurangan jam kerja bagi para pegawai di berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Bahkan sebagian pekerja tidak mendapat jam keria atau dengan kata lain diberhentikan sementara. Untuk menyelamatkan pariwisata Negara X, Kementerian Pariwisata melakukan beragam upaya yang terbagi dalam 3 fase, yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Pada fase Tanggap Darurat digalakkan program perlindungan sosial, optimalisasi kreativitas dan produktivitas selama bekerja dari rumah, serta persiapan pemulihan. Pada fase Pemulihan, dilakukan pembukaan bertahap tempat-tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Pada fase normalisasi, dilakukan persiapan destinasi Wisata dengan protokol CHSE, upaya peningkatan minat pasar, hingga diskon wisata. Kementerian Pariwisata juga menyiapkan tim khusus di setiap kota yang menjadi penanggung jawab upaya penyelamatan sektor wisata di masa pandemi. Keberhasilan tim khusus dalam menjalankan misi penyelamatan sektor wisata selama pandemi dilihat dari jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut selama 3 fase. Grafik berikut menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan di tiap 3 fase penyelamatan di 4 kota/kabupaten di Negara X.

Berdasarkan grafik dan bacaan di atas, prediksi yang paling lepat dilakukan oleh Kementerian Pariwisata selanjutnya adalah

9. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD.
 
Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.
 
Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar.

Dari artikel diatas, apa yang membuat banyak orang berminat menggunakan transportasi bus antar kota?

10. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD.
 
Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.
 
Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar.

Apa yang bisa anda rekomendasikan pada Armada Mawar untuk meningkatkan minat pengguna kelas eksekutif dan super eksekutif berdasarkan data yang ditampilkan?

11. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD.
 
Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.
 
Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar.

Apa kesimpulan yang paling tepat dari informasi yang diberikan pada grafik batang terkait Armada Mawar?

12. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang sering kali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan, dan harga tanpa harus mendatangi loket secara langsung. Harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lainnya, tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas yang akan didapatkan, yaitu Kelas Super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super Eksekutif dan Eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, smoking area, full AC, GPS, TV dan DVD, reclining seat, bantal, selimut dan konsumsi seperti makan, minum, dan snack. Kemudian, Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, full AC, GPS, selimut dan TV/DVD.
 
Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya, Kelas Bisnis cenderung banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga tiket yang lebih terjangkau, rute dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekutif dan Super Eksekutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksekutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.
 
Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di Armada Mawar.

Pernyataan mana yang tidak sesuai dengan tabel dan isi artikel diatas, kecuali?