1. 

Orang tua bertanggung jawab memahami dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya sejak usia dini. Anak balita yang kebutuhan gizinya tidak tercukupi berisiko terkena beragam masalah kesehatan, bahkan bisa mengalami gagal tumbuh atau stunting. Berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas, 40,9% responden menyatakan lingkungan keluarganya berupaya memenuhi gizi anak dengan memberi ASI eksklusif untuk bayi di bawah enam bulan. Sebanyak 30,7% responden memeriksakan pertumbuhan dan kesehatan anak balitanya ke posyandu atau puskesmas minimal sebulan sekali.

Kemudian 13,8% responden memberikan ASI plus makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi untuk balita, seperti biskuit, bubur bayi, dan nasi tim. Responden yang lingkungan keluarganya biasa memberikan suplemen makanan dan vitamin secara rutin hanya 10%. Ada pula 4,6% responden yang tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan gizi balita. Survei ini dilakukan melalui wawancara telepon terhadap 506 responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia pada 4-6 April 2023. Sampel survei ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error lebih kurang 4,36%. Adapun menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting nasional masih di level 21,6% pada 2022. Meski sudah membaik, angka tersebut belum memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan prevalensi stunting ideal di bawah 20%. Demi mencapai standar tersebut, Presiden Jokowi menargetkan angka gagal tumbuh atau stunting di kalangan anak Indonesia bisa turun menjadi 14% pada 2024. "(Target prevalensi stunting 14%) ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak," ujar Presiden Jokowi, dilansir Katadata.co.id (25/1/2023). Menurut Jokowi penurunan angka stunting salah satunya bisa dicapai lewat penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai makanan dan gizi anak.


Kesimpulan yang tepat dari narasi di atas adalah ….

2. 

Orang tua bertanggung jawab memahami dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya sejak usia dini. Anak balita yang kebutuhan gizinya tidak tercukupi berisiko terkena beragam masalah kesehatan, bahkan bisa mengalami gagal tumbuh atau stunting. Berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas, 40,9% responden menyatakan lingkungan keluarganya berupaya memenuhi gizi anak dengan memberi ASI eksklusif untuk bayi di bawah enam bulan. Sebanyak 30,7% responden memeriksakan pertumbuhan dan kesehatan anak balitanya ke posyandu atau puskesmas minimal sebulan sekali.

Kemudian 13,8% responden memberikan ASI plus makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi untuk balita, seperti biskuit, bubur bayi, dan nasi tim. Responden yang lingkungan keluarganya biasa memberikan suplemen makanan dan vitamin secara rutin hanya 10%. Ada pula 4,6% responden yang tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan gizi balita. Survei ini dilakukan melalui wawancara telepon terhadap 506 responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia pada 4-6 April 2023. Sampel survei ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error lebih kurang 4,36%. Adapun menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting nasional masih di level 21,6% pada 2022. Meski sudah membaik, angka tersebut belum memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan prevalensi stunting ideal di bawah 20%. Demi mencapai standar tersebut, Presiden Jokowi menargetkan angka gagal tumbuh atau stunting di kalangan anak Indonesia bisa turun menjadi 14% pada 2024. "(Target prevalensi stunting 14%) ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak," ujar Presiden Jokowi, dilansir Katadata.co.id (25/1/2023). Menurut Jokowi penurunan angka stunting salah satunya bisa dicapai lewat penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai makanan dan gizi anak.


Manakah pernyataan yang benar dari data diatas?

3. 

Orang tua bertanggung jawab memahami dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya sejak usia dini. Anak balita yang kebutuhan gizinya tidak tercukupi berisiko terkena beragam masalah kesehatan, bahkan bisa mengalami gagal tumbuh atau stunting. Berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas, 40,9% responden menyatakan lingkungan keluarganya berupaya memenuhi gizi anak dengan memberi ASI eksklusif untuk bayi di bawah enam bulan. Sebanyak 30,7% responden memeriksakan pertumbuhan dan kesehatan anak balitanya ke posyandu atau puskesmas minimal sebulan sekali.

Kemudian 13,8% responden memberikan ASI plus makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi untuk balita, seperti biskuit, bubur bayi, dan nasi tim. Responden yang lingkungan keluarganya biasa memberikan suplemen makanan dan vitamin secara rutin hanya 10%. Ada pula 4,6% responden yang tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan gizi balita. Survei ini dilakukan melalui wawancara telepon terhadap 506 responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia pada 4-6 April 2023. Sampel survei ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error lebih kurang 4,36%. Adapun menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting nasional masih di level 21,6% pada 2022. Meski sudah membaik, angka tersebut belum memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan prevalensi stunting ideal di bawah 20%. Demi mencapai standar tersebut, Presiden Jokowi menargetkan angka gagal tumbuh atau stunting di kalangan anak Indonesia bisa turun menjadi 14% pada 2024. "(Target prevalensi stunting 14%) ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak," ujar Presiden Jokowi, dilansir Katadata.co.id (25/1/2023). Menurut Jokowi penurunan angka stunting salah satunya bisa dicapai lewat penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai makanan dan gizi anak.


Manakah pernyataan yang salah dari data diatas?

4. 

Orang tua bertanggung jawab memahami dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya sejak usia dini. Anak balita yang kebutuhan gizinya tidak tercukupi berisiko terkena beragam masalah kesehatan, bahkan bisa mengalami gagal tumbuh atau stunting. Berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas, 40,9% responden menyatakan lingkungan keluarganya berupaya memenuhi gizi anak dengan memberi ASI eksklusif untuk bayi di bawah enam bulan. Sebanyak 30,7% responden memeriksakan pertumbuhan dan kesehatan anak balitanya ke posyandu atau puskesmas minimal sebulan sekali.

Kemudian 13,8% responden memberikan ASI plus makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi untuk balita, seperti biskuit, bubur bayi, dan nasi tim. Responden yang lingkungan keluarganya biasa memberikan suplemen makanan dan vitamin secara rutin hanya 10%. Ada pula 4,6% responden yang tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan gizi balita. Survei ini dilakukan melalui wawancara telepon terhadap 506 responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia pada 4-6 April 2023. Sampel survei ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error lebih kurang 4,36%. Adapun menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting nasional masih di level 21,6% pada 2022. Meski sudah membaik, angka tersebut belum memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan prevalensi stunting ideal di bawah 20%. Demi mencapai standar tersebut, Presiden Jokowi menargetkan angka gagal tumbuh atau stunting di kalangan anak Indonesia bisa turun menjadi 14% pada 2024. "(Target prevalensi stunting 14%) ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak," ujar Presiden Jokowi, dilansir Katadata.co.id (25/1/2023). Menurut Jokowi penurunan angka stunting salah satunya bisa dicapai lewat penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai makanan dan gizi anak.

Berdasarkan data diatas apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai makanan dan gizi anak?

5. 

Setiap tahunnya Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah makanan mulai dari tahap produksi, distribusi, sampai konsumsi. Hal ini tercatat dalam Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute. Laporan tersebut mengategorikan sampah makanan menjadi dua jenis, yaitu food loss dan food waste. Food loss adalah pangan yang terbuang pada tahap produksi, pascapanen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Kemudian food waste adalah pangan yang terbuang pada tahap distribusi dan pemasaran, serta sisa konsumsi. Adapun sampah makanan Indonesia paling banyak berupa food waste dari tahap konsumsi, yakni bisa mencapai 19 juta ton per tahun. Berikut rincian kisaran volume sampah makanan Indonesia selama periode 2000-2019 berdasarkan kategori dan tahap rantai pasoknya:
 
Food loss:
Tahap produksi: 7–12,3 juta ton/tahun
Pascapanen dan penyimpanan: 6,1–9,9 juta ton/tahun
Pemrosesan dan pengemasan: 1,1–1,8 juta ton/tahun
 
Food waste:
Distribusi dan pemasaran: 3,2–7,6 juta ton/tahun
Konsumsi: 5–19 juta ton/tahun
 
"Dari tahap konsumsi ini, diestimasi sebesar 80% food waste berasal dari rumah tangga, dan sisanya sebesar 20% berasal dari sektor non-rumah tangga," kata tim Bappenas dalam laporannya. "Sebesar 44% dari food waste yang ada merupakan sisa makanan yang layak makan," lanjutnya. Selain menjadi pemborosan, sampah makanan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan. "Total potensi dampak pemanasan global yang dihasilkan dari FLW (food loss and waste) di Indonesia selama 20 tahun terakhir diestimasikan sebesar 1.702,9 Mton CO2-ekuivalen atau setara dengan 7,29% rata-rata emisi gas rumah kaca di Indonesia selama 20 tahun," kata tim Bappenas.
 
Menyikapi hal ini, Bappenas pun telah menyusun strategi pengurangan sampah makanan di setiap tahap rantai pasok, mulai dari pelatihan untuk pekerja pangan, infrastruktur untuk efisiensi produksi dan distribusi pangan, sampai edukasi kepada konsumen. "Reduksi dan penanganan FLW yang bertanggung jawab, terintegrasi, dan holistik dapat menjadi bagian dari upaya mempercepat implementasi pembangunan rendah karbon dan pengembangan ekonomi hijau yang dapat menjawab tantangan ketahanan pangan dan defisit gizi di Indonesia," kata tim Bappenas.

Kesimpulan yang dapat disimpulkan dari data diatas adalah

6. 

Setiap tahunnya Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah makanan mulai dari tahap produksi, distribusi, sampai konsumsi. Hal ini tercatat dalam Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute. Laporan tersebut mengategorikan sampah makanan menjadi dua jenis, yaitu food loss dan food waste. Food loss adalah pangan yang terbuang pada tahap produksi, pascapanen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Kemudian food waste adalah pangan yang terbuang pada tahap distribusi dan pemasaran, serta sisa konsumsi. Adapun sampah makanan Indonesia paling banyak berupa food waste dari tahap konsumsi, yakni bisa mencapai 19 juta ton per tahun. Berikut rincian kisaran volume sampah makanan Indonesia selama periode 2000-2019 berdasarkan kategori dan tahap rantai pasoknya:
 
Food loss:
Tahap produksi: 7–12,3 juta ton/tahun
Pascapanen dan penyimpanan: 6,1–9,9 juta ton/tahun
Pemrosesan dan pengemasan: 1,1–1,8 juta ton/tahun
 
Food waste:
Distribusi dan pemasaran: 3,2–7,6 juta ton/tahun
Konsumsi: 5–19 juta ton/tahun
 
"Dari tahap konsumsi ini, diestimasi sebesar 80% food waste berasal dari rumah tangga, dan sisanya sebesar 20% berasal dari sektor non-rumah tangga," kata tim Bappenas dalam laporannya. "Sebesar 44% dari food waste yang ada merupakan sisa makanan yang layak makan," lanjutnya. Selain menjadi pemborosan, sampah makanan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan. "Total potensi dampak pemanasan global yang dihasilkan dari FLW (food loss and waste) di Indonesia selama 20 tahun terakhir diestimasikan sebesar 1.702,9 Mton CO2-ekuivalen atau setara dengan 7,29% rata-rata emisi gas rumah kaca di Indonesia selama 20 tahun," kata tim Bappenas.
 
Menyikapi hal ini, Bappenas pun telah menyusun strategi pengurangan sampah makanan di setiap tahap rantai pasok, mulai dari pelatihan untuk pekerja pangan, infrastruktur untuk efisiensi produksi dan distribusi pangan, sampai edukasi kepada konsumen. "Reduksi dan penanganan FLW yang bertanggung jawab, terintegrasi, dan holistik dapat menjadi bagian dari upaya mempercepat implementasi pembangunan rendah karbon dan pengembangan ekonomi hijau yang dapat menjawab tantangan ketahanan pangan dan defisit gizi di Indonesia," kata tim Bappenas.

Pernyataan yang benar dari data di atas adalah

7. 

Setiap tahunnya Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah makanan mulai dari tahap produksi, distribusi, sampai konsumsi. Hal ini tercatat dalam Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute. Laporan tersebut mengategorikan sampah makanan menjadi dua jenis, yaitu food loss dan food waste. Food loss adalah pangan yang terbuang pada tahap produksi, pascapanen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Kemudian food waste adalah pangan yang terbuang pada tahap distribusi dan pemasaran, serta sisa konsumsi. Adapun sampah makanan Indonesia paling banyak berupa food waste dari tahap konsumsi, yakni bisa mencapai 19 juta ton per tahun. Berikut rincian kisaran volume sampah makanan Indonesia selama periode 2000-2019 berdasarkan kategori dan tahap rantai pasoknya:
 
Food loss:
Tahap produksi: 7–12,3 juta ton/tahun
Pascapanen dan penyimpanan: 6,1–9,9 juta ton/tahun
Pemrosesan dan pengemasan: 1,1–1,8 juta ton/tahun
 
Food waste:
Distribusi dan pemasaran: 3,2–7,6 juta ton/tahun
Konsumsi: 5–19 juta ton/tahun
 
"Dari tahap konsumsi ini, diestimasi sebesar 80% food waste berasal dari rumah tangga, dan sisanya sebesar 20% berasal dari sektor non-rumah tangga," kata tim Bappenas dalam laporannya. "Sebesar 44% dari food waste yang ada merupakan sisa makanan yang layak makan," lanjutnya. Selain menjadi pemborosan, sampah makanan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan. "Total potensi dampak pemanasan global yang dihasilkan dari FLW (food loss and waste) di Indonesia selama 20 tahun terakhir diestimasikan sebesar 1.702,9 Mton CO2-ekuivalen atau setara dengan 7,29% rata-rata emisi gas rumah kaca di Indonesia selama 20 tahun," kata tim Bappenas.
 
Menyikapi hal ini, Bappenas pun telah menyusun strategi pengurangan sampah makanan di setiap tahap rantai pasok, mulai dari pelatihan untuk pekerja pangan, infrastruktur untuk efisiensi produksi dan distribusi pangan, sampai edukasi kepada konsumen. "Reduksi dan penanganan FLW yang bertanggung jawab, terintegrasi, dan holistik dapat menjadi bagian dari upaya mempercepat implementasi pembangunan rendah karbon dan pengembangan ekonomi hijau yang dapat menjawab tantangan ketahanan pangan dan defisit gizi di Indonesia," kata tim Bappenas.

Pernyataan yang salah dari data di atas adalah

8. 

Setiap tahunnya Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah makanan mulai dari tahap produksi, distribusi, sampai konsumsi. Hal ini tercatat dalam Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute. Laporan tersebut mengategorikan sampah makanan menjadi dua jenis, yaitu food loss dan food waste. Food loss adalah pangan yang terbuang pada tahap produksi, pascapanen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Kemudian food waste adalah pangan yang terbuang pada tahap distribusi dan pemasaran, serta sisa konsumsi. Adapun sampah makanan Indonesia paling banyak berupa food waste dari tahap konsumsi, yakni bisa mencapai 19 juta ton per tahun. Berikut rincian kisaran volume sampah makanan Indonesia selama periode 2000-2019 berdasarkan kategori dan tahap rantai pasoknya:
 
Food loss:
Tahap produksi: 7–12,3 juta ton/tahun
Pascapanen dan penyimpanan: 6,1–9,9 juta ton/tahun
Pemrosesan dan pengemasan: 1,1–1,8 juta ton/tahun
 
Food waste:
Distribusi dan pemasaran: 3,2–7,6 juta ton/tahun
Konsumsi: 5–19 juta ton/tahun
 
"Dari tahap konsumsi ini, diestimasi sebesar 80% food waste berasal dari rumah tangga, dan sisanya sebesar 20% berasal dari sektor non-rumah tangga," kata tim Bappenas dalam laporannya. "Sebesar 44% dari food waste yang ada merupakan sisa makanan yang layak makan," lanjutnya. Selain menjadi pemborosan, sampah makanan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan. "Total potensi dampak pemanasan global yang dihasilkan dari FLW (food loss and waste) di Indonesia selama 20 tahun terakhir diestimasikan sebesar 1.702,9 Mton CO2-ekuivalen atau setara dengan 7,29% rata-rata emisi gas rumah kaca di Indonesia selama 20 tahun," kata tim Bappenas.
 
Menyikapi hal ini, Bappenas pun telah menyusun strategi pengurangan sampah makanan di setiap tahap rantai pasok, mulai dari pelatihan untuk pekerja pangan, infrastruktur untuk efisiensi produksi dan distribusi pangan, sampai edukasi kepada konsumen. "Reduksi dan penanganan FLW yang bertanggung jawab, terintegrasi, dan holistik dapat menjadi bagian dari upaya mempercepat implementasi pembangunan rendah karbon dan pengembangan ekonomi hijau yang dapat menjawab tantangan ketahanan pangan dan defisit gizi di Indonesia," kata tim Bappenas.

Apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun kedepan jika tidak ada antsisipasi dari pemerintah?

9. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang seringkali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya  yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit di jangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan dan harga, tanpa harus mendatangi ioket secara langsung. harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lain tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas  yang akan didapatkan, yaitu kelas super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super eksekutif dan eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, Smoking area. full AC, GPS, TV dan DVD, reclining Seat, bantal, seiimut dan konsumsi makan, snack. Kemudian Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitufull ac,gps,selimut dan TV/DVD.

Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Kelas Bisnis cenderung memiliki banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga yang lebih terjangkau, rute, dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekuxif dan Super Eksckutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksckutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.

Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di armada mawar.

Dari artikel diatas, Apa yang membuat banyak orang berminat menggunakan transportasi antar kota?

10. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang seringkali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya  yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit di jangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan dan harga, tanpa harus mendatangi ioket secara langsung. harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lain tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas  yang akan didapatkan, yaitu kelas super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super eksekutif dan eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, Smoking area. full AC, GPS, TV dan DVD, reclining Seat, bantal, seiimut dan konsumsi makan, snack. Kemudian Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitufull ac,gps,selimut dan TV/DVD.

Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Kelas Bisnis cenderung memiliki banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga yang lebih terjangkau, rute, dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekuxif dan Super Eksckutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksckutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.

Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di armada mawar.

Apa yang bisa anda rekomendasikan pada armada mawar untuk meningkatkan minat pengguna kelas eksekutif dan super seperti data yang di tampilkan?

11. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang seringkali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya  yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit di jangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan dan harga, tanpa harus mendatangi ioket secara langsung. harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lain tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas  yang akan didapatkan, yaitu kelas super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super eksekutif dan eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, Smoking area. full AC, GPS, TV dan DVD, reclining Seat, bantal, seiimut dan konsumsi makan, snack. Kemudian Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitufull ac,gps,selimut dan TV/DVD.

Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Kelas Bisnis cenderung memiliki banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga yang lebih terjangkau, rute, dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekuxif dan Super Eksckutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksckutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.

Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di armada mawar.

Apa kesimpulan yang paling tepat dari Informasi yang diberikan pada grafik batang terkait Armada Mawar?

12. 

Bus antar kota merupakan salah satu alternatif transportasi umum yang seringkali digunakan selain kereta api dan pesawat. Selain harganya  yang lebih terjangkau, rute yang ditawarkan cukup bervariasi, dan mampu menjangkau daerah yang sulit di jangkau oleh kereta api maupun pesawat. Pemesanan tiket juga sudah dapat dilakukan secara daring sehingga mempermudah pembeli untuk melihat rute, jadwal keberangkatan dan harga, tanpa harus mendatangi ioket secara langsung. harga yang ditawarkan pun bersaing antara satu armada dengan armada lain tergantung fasilitas dan rute yang ditawarkan. Armada Mawar memiliki beberapa kelas yang menentukan fasilitas  yang akan didapatkan, yaitu kelas super Eksekutif jumlah total 21 kursi dan Kelas Eksekutif jumlah total sebanyak 30-34 kursi. Super eksekutif dan eksekutif memiliki fasilitas yang sama yaitu toilet, Smoking area. full AC, GPS, TV dan DVD, reclining Seat, bantal, seiimut dan konsumsi makan, snack. Kemudian Kelas VIP jumlah total 40 kursi dan Kelas Bisnis jumlah total 53 kursi. Kedua kelas memiliki fasilitas yang sama yaitufull ac,gps,selimut dan TV/DVD.

Meskipun fasilitas Kelas Bisnis lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Kelas Bisnis cenderung memiliki banyak peminat sehingga penjualan tiket kelas Bisnis lebih tinggi dibandingkan tiket kelas lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga yang lebih terjangkau, rute, dan jam keberangkatan yang lebih bervariasi. Kelas Eksekuxif dan Super Eksckutif menyasar kepada individu dari kalangan tertentu yang membutuhkan fasilitas lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra. Oleh karena itu, fokus marketing untuk penjualan tiket kelas Eksekutif dan Super Eksckutif berkaitan dengan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bagi pelanggan.

Berikut adalah gambaran variasi rute, frekuensi keberangkatan, dan peminat pada tiap kelas di armada mawar.

Berdasarkan grafik batag di atas, kemungkinan yang paling tepat dapat terjadi pada Armada Mawar adalah ....